Senin, Mei 25, 2009

Deklarasi di Bantar Gebang

Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang dengan luas areal 108 Ha yang terletak di Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Jawa Barat, hari Minggu 24 Mei 2009 mendadak ramai karena digunakan deklarasi pasangan Capres Megawati Sukarno Putri dan cawapres Prabowo Subianto. Menjelang gerbang masuk Bantar Gebang sudah macet total, aku mencoba lewat Jl. Pangkalan II jalur belakang...tapi macet juga oleh mobil, bus, truk dan motor. Untuk menghindari macet aku mencoba lewat perkampungan lumayan lancar. Tapi warga sekitar bilang...macet macet di sana macet... (maksudnya jalur dekat panggung) ya udah motor aku titipin di rumah warga dan jalan kaki, lumayan 500 meter lebih itung itung olahraga.

jalanan berliku
harus sabar karena tidak bisa ngebut
harus hati hati lewat jembatan kayu
simpatisan menuju panggung diantara bukit sampah
dan....aroma yang tidak sedap. Lumayan aroma terapi
pejalan kaki berusaha naik untuk hindari macet
jalan lewat atas lancar he he...
tapi turunnya lewat mana ?
padatnya pejalan kaki dan pengendara motor serta mobil
panas pula....payungan ah...
saling bantu dorong untuk naik
lihat pejalan kaki penuh sesak tanpa takut memilih diatas
dilihat dari atas dengan pemandangan bendera merah putih raksasa
berukuran 70x100 meter yang dipegang oleh seratus orang
Tenda dan Panggung
putih berseri merah berani
*bram
READ MORE - Deklarasi di Bantar Gebang

Rabu, Mei 06, 2009

Rumahku di Banjir Kanal Timur

Hari Minggu 03 Mei 2009, Aku pagi2 menengok kawasan proyek Banjir Kanal Timur ( BKT ) pingin mengenang kembali deretan rumah2 dan jalanan yang penuh dengan motor, bajaj, angkot dan pejalan kaki. Sekarang sudah berbeda keadaannya demi BKT semua hilang untuk menyelamatkan Jakarta dari Banjir. Aku foto buat kenangan.
catatan:
Curah hujan yang tinggi, dataran yang hampir separuhnya lebih rendah dari permukaan laut, dan berjejalnya 13 sungai membuat kota Jakarta sulit menghindari serbuan air. Semua itu masih diperparah oleh kacaunya sistem drainase, menumpuknya sampah, pendangkalan sungai, dan penyerobotan tepian sungai untuk pemukiman. Sejarah Jakarta basah dengan luapan air. Banjir besar pertama tercatat tahun 1621. Berikutnya, terus berulang pada tahun 1654,1918, 1942, 1976, 1996, dan, tentu saja yang paling mudah diingat, tahun 2002 dan seterusnya. Pembangunan proyek Banjir Kanal Timur (BKT) dimulai 2009 dengan target pembebasan lahan awal 2009. Hingga akhir tahun, proses pembebasan lahan ditarget mencapai 85% dengan mengutamakan lahan-lahan basah di sekitar BKT.
BKT diharapkan bisa berfungsi pada tahun 2010 atau paling lambat 2011.

bapak ini masih merawat rumput yang tersisa

bapak dan anak

pembebasan yang masih menjadi kendala

*bram

READ MORE - Rumahku di Banjir Kanal Timur

Senin, April 27, 2009

peristiwa Satu bulan tragedi Situ Gintung


Aku foto tanggal 10 April 2009, jadi 14 hari setelah musibah ambrolnya tanggul Situ Gintung pada 27 Maret 2009 atau kalo sekarang 27 April 2009 sudah satu bulan.



Dulu waduk ini penuh dengan air...tapi sekarang



hari libur masyarakat banyak yang datang untuk melihat dari dekat



meskipun sudah dipagar tapi tetap nekat, padahal berbahaya lo..takut ambrol



he he..bela belain mbrobos



bela belain jalan nanjak...ati ati bu...



inilah tanggul yang jebol, ditengah tampak aliran sungai kecil


rumah yang ada tepat disamping tanggul

rumah terlihat dari atas


bapak ini cerita kalo airnya langsung menghantam rumah yang ada dibawah

masyarakat yang datang nonton dari bibir tanggul, takut longsor ya...padahal aku juga he he..

dasar tanggul penuh dengan lumpur yang mengeras dan basah ( lumpur hidup)

tinggal kenangan....

*bram

READ MORE - peristiwa Satu bulan tragedi Situ Gintung

Minggu, April 26, 2009

peristiwa PINDAPATA dari Kota Tua

Hari Minggu 26 April 2009,
30 rohaniwan Budha berjalan kaki mendapatkan dana makanan dari para umat.
Kegiatan sosial Pindapata tersebut sudah merupakan tradisi menyambut tibanya hari Raya Waisak 2553 BE pada tanggal 9 Mei 2009 mendatang. Ribuan umat Budha berjajar di sepanjang jalan mulai dari Museum Fatahilah sampai dengan Olimo dan berputar kembali ke arah kota. Yuk kita lihat fotonya....

Umat sudah rapi berjajar di museum Fatahilah Jakarta Kota

semua barang berupa makanan diserahkan kepada Biku
mulai dari anak anak sampai orang tua
semua makanan langsung dimasukan
ke dalam kantong putih
yang sudah siapkan

umat harus mencopot alas kaki tanpa terkecuali
untuk menghormati para Biku yang berjalan kaki
baik tua maupun muda copot alas kaki alias cekeran
kecuali aku he he....
Depan Stasiun Kota dipenuhi oleh umat Budha
tetapi lalulintas masih boleh melintas dibelakangnya
wah macet ya...
tenang enteng kok...

lihat barisan umat yang akan memberikan makanan dari Glodok ke Olimo

Oh ya...seluruh hasil Pindapata akan dipergunakan untuk kegiatan
bakti sosial, dan pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi,
kebutuhan, serta dana yang diperoleh.
*bram


READ MORE - peristiwa PINDAPATA dari Kota Tua